Seperti kapal di tengah badai, persahabatan bisa menjadi sangat rapuh
saat sedang mengalami masalah. Tidak dapat dipungkiri bahwa suatu saat
kita kecewa dengan kata-kata atau sikap sahabat. Apalagi jika kekecewaan
tersebut bisa jadi sangat menyakitkan mengingat kedekatan hubungan kita
dengan sahabat. Apa yang harus dilakukan? Bagaimana cara menyelesaikan
masalah tanpa bertengkar?
Laurie Puhn, J.D., dalam bukunya
Instant Persuasion yang
telah diterbitkan TransMedia, dapat membantu Anda dalam mengungkapkan
perasaan Anda dengan benar dan memilih kata-kata yang tepat untuk itu.
Ada beberapa saran yang bisa Anda pertimbangkan dalam penyelesaian
masalah dengan sahabat baik Anda:
Jangan Memendam Kemarahan
Terkadang
karena tidak enak mengungkapkan kekecewaan sikap sahabat langsung ke
orangnya, kita cenderung memilih mengatakannya pada orang lain dengan
harapan kemarahan itu akan hilang dengan sendirinya dan hubungan pun
kembali normal.
Sayangnya, kemarahan yang ditekan seringkali
seperti sampah di keranjangnya. Jika tidak dibuang pada sore hari masih
dapat ditoleransi. Tetapi, jika tidak dibuang selama beberapa hari,
baunya akan sangat mengganggu. Hal yang sama juga bisa terjadi pada
kemarahan yang ditekan. Jika kita tidak mengungkapkan kemarahan,
seakan-akan kita menghindari konflik, padahal kemarahan itu malah akan
semakin menggunung dan hubungan persahabatan pun akan mengalami
kepahitan.
Tanda bahwa kemarahan tengah menggunung di dalam diri
Anda adalah saat Anda sedang marah pada seseorang dan tidak
mengatakannya kepada orang itu, tetapi malah mengungkapkan kemarahan itu
kepada orang lain dalam tiga kesempatan yang berbeda. Jika itu terjadi,
satu-satunya yang harus dilakukan adalah segera mengatasi masalah
tersebut dengan orang yang membuat Anda marah. Ibarat api, kemarahan
yang terpendam harus segera diatasi secara efektif dan secepat mungkin
sebelum
membesar dan menghanguskan persahabatan Anda.
Pilih Waktu yang Tepat
Setiap
kita mengeluarkan kritik, tujuannya adalah agar orang yang dikritik
mendengarkan, memahami apa yang mereka lakukan adalah salah, sehingga
mereka pun dapat melakukan perubahan yang berarti. Meskipun begitu,
kritik tidak akan bermanfaat jika dilakukan pada waktu yang salah.
Mengkritik
di depan umum dapat membahayakan hubungan persahabatan itu sendiri.
Orang yang dikritik akan merasa dipermalukan dan membuatnya terlihat
buruk di depan umum. Kritik di depan umum hanya akan membuat situasi
menjadi lebih parah, karena reaksi yang biasanya ditunjukkan adalah
marah, membela diri dan bersikap bermusuhan.
Karena itu ada
baiknya Anda memilih waktu yang tepat untuk menyampaikan kritik ke
sahabat Anda. Pilih waktu di mana Anda dan sahabat dalam situasi berdua
saja dan bicarakan secara baik-baik. Cara ini sangat bijaksana karena
Anda sudah menunjukkan niat baik dan penghargaan pada hubungan
persahabatan Anda.
Sssst...
Sahabat Anda
sudah mengetahui akar permasalahannya dan kalian sama-sama berusaha
mengatasinya. Berarti masalah selesai dan keadaan kembali normal. Akan
tetapi, apakah itu membolehkan Anda untuk menceritakannya kepada orang
lain?
Sangatlah salah jika Anda berpikir demikian. Menceritakan
masalah meskipun sudah diselesaikan tidak akan membawa Anda kemana pun.
Anda malah terkesan tidak puas dengan jalan keluar yang telah disepakati
dan bermaksud mencari dukungan dengan bercerita kepada orang lain.
Bayangkan bagaimana perasaan sahabat Anda mengetahui Anda membagi cerita
tentang masalah tersebut kepada orang lain. Kepercayaannya pada Anda
bisa hilang.
Persoalan yang sudah selesai ibarat kasus pengadilan
yang resmi ditutup. Jadi rasanya kurang bijaksana jika Anda
mengungkit-ungkitnya lagi dengan membeberkannya ke orang lain. Saat Anda
memutuskan untuk memaafkan, konsekuensi yang harus Anda diterima adalah
melupakan masalah tersebut. Pikirkan hal-hal baik apa yang akan Anda
alami dengan sahabat Anda. Tidak perlu menengok ke belakang dan
mengingat kembali semuanya.